Monday 15 August 2016

Fisioterapi pada penyakit kutil (veruka)



  1. Pengertian Kutil
Veruka atau kutil adalah pertumbuhan kulit (hiperplasia epidermis) tidak berbahaya yang disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV) tipe tertentu yang termasuk golongan papova virus. Permukaannya kasar dengan bintik kecil gelap yang dapat dilihat. Mereka mungkin tumbuh di bagian manapun dari tubuh dan dinamai menurut lokasi mereka, yaitu veruka vulgaris (common warts) di anggota badan, veruka plantaris (plantar warts) di telapak kaki, veruka plana (flat warts) di muka dan leher, dan kondiloma akuminata (genital warts) di kelamin. Penampilan kutil berbeda-beda sesuai lokasinya. Kutil di daerah genital atau rektal memiliki penampilan yang basah dan seperti kembang kol. Kutil di telapak kaki yang tertekan cenderung datar dan tumbuh ke dalam.
  1. Gambaran Klinis
Kutil pada umumnya berukuran kecil dan paling sering terjadi pada jari-jari kaki atau tangan. Kutil dapat terjadi pada usia berapa saja, namun lebih sering terjadi pada anak-anak, dewasa muda, serta mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Gambaran klinis veruka vulgaris berupa nodul berbentuk kubah sewarna dengan kulit dengan permukaan kasar, berbatas tegas, dapat tunggal ataupun berkelompok. Terutama di daerah tangan, siku, lutut, kaki dan jari-jari. Biasanya asimtomatik, tetapi dapat mengganggu jika dilihat dari segi kosmetik. 

  1. Tanda dan Gejala
Kutil bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan juga bentuknya. Beberapa kutil bisa timbul secara berkelompok (mosaik), tapi ada juga yang tunggal. Sebagian besar kutil tidak terasa nyeri, tetapi beberapa bisa terasa nyeri jika disentuh, seperti pada kutil di kaki yang akan terasa nyeri saat berjalan. Dari tanda dan gejala dapat dibagi menjadi berbagai macam kutil:
1.      Veruka vulgaris (kutil pada umumnya)
Merupakan kutil yang paling sering terjadi. Kutil tumbuh keras dan biasanya memiliki permukaan yang kasar. Kutil berbentuk bulat atau tidak teratur, berwarna kuning, coklat, abu-abu muda atau abu-abu tua. Dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm. Biasanya terbentuk pada daerah-daerah yang mengalami cedera, seperti lutut, wajah, jari-jari tangan atau kaki dan juga siku, kemudian menyebar ke kulit disekitarnya.
2.      Kutil pada telapak tangan dan telapak kaki
Kutil ini biasanya diliputi oleh kulit yang menebal dan berbentuk datar akibat adanya tekanan saat berjalan. Oleh karena itu, kulit pada telapak tangan dan telapak kaki cenderung bersifat lebih keras dan datar, dengan permukaan yang kasar dan berbatas tegas.
Seringkali terasa nyeri, terutama saat berdiri atau berjalan, karena adanya tekanan pada kutil di telapak kaki. Kutil ini juga bisa terbenttuk di punggung kaki atau juga jari-jari kaki, yang mana biasanya kutil ini lebih menonjol.
3.      Kutil Mosaik
Merupakan kelompok kutil kecil-kecil yang berada di telapak tangan atau telapak kaki yang bergabung bersama.
4.      Kutil Periungual
Merupakan pertumbuhan tebal seperti bunga kol yang tumbuh disekitar kuku. Kuku bisa kehilangan kutikula dan bisa terjadi infeksi kulit lainnya disekitar kuku. Kutil jenis ini lebih sering terjadi pada orang-orang yang suka menggigit kuku atau banyak bekerja dengan air dimana tangan selalu basah.
5.      Kutil Filiformis
Mempunyai bentuk kecil dan memanjang, biasanya terbentuk di kelopak mata, wajah, leher, atau bibir. Biasanya mudah untuk diatasi.
6.      Kutil Datar
Kutil jenis ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, biasanya muncul sebagai kelompokan bercak-berccak halus mendatar, berwarna kuning-coklat, merah muda, atau sewarna dengan kulit. Paling sering muncul pada wajah dan punggung tangan, tetapi bisa juga timbul disepanjang garis garukan. Pada pria bisa muncul di daerah janggut, dan pada wanita bisa muncul di tungkai. Kutil bisa menyebar ketika bercukur. Biasanya tidak menimbulkan gejala tapi lebih sulit untuk diatasi.
7.      Kutil Genitalia
Disebut juga kondiloma akuminata. Kutil bisa terbentuk pada penis, anus, vulva, vagina dan leher rahim. Kutil bisa datar dan halus, atau juga bisa tidak teratur dan seringkali seperti bunga kol.
  1. Cara Penularan
Penyakit kutil atau veruka merupakan salah satu jenis penyakit yang menular melalui berbagai cara. Diantara cara penularan kutil ialah dengan kontak langsung kulit dengan penderita penyakit kutil itu sendiri, atau bisa juga kontak dengan benda-benda yang dapat menjadi sumber penularan. Virus dapat bertahan pada lingkungan yang hangat dan lembab, seperti pada lantai kamar ganti kolam renang, lantai pinggir kolam renang, lantai tempat mandi pancuran dan sebagainya.
  1. Medikamentosa
Pengobatan kutil seperti ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan perekat dan juga obat kulit yang mengandung asam salisilat yang bisa dibeli tanpa resep.
Penanganan kutil oleh dokter bisa dilakukan dengan cara pengobatan kimia yang mengandung glutaraldehyde atau formaldehyde.
  1. Implikasi Fisioterapi
Untuk penanganan kutil ini selain dapat diobati dengan asam salisilat dapat juga diterapkan adalah cryoterapy atau terapi dingin. Cryotherapy dapat diberikan dengan menggunakan larutan nitrogen atau solid karbondioksida. Prosedur ini telah digunakan secara luas sebagai pengobatan pilihan yang lebih baik secara kosmetik tetapi dapat menimbulkan nyeri yang hebat. Prosedur ini mengakibatkan nekrosis epidermal, area tersebut akan kering dan terkelupas bersamaan dengan mengelupasnya kutil.

Thursday 11 August 2016

Arthrologi Hip Joint



A.    Pengertian Arthrologi

Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi, Sendi adalahhubungan antara dua atau lebih komponen kerangka (tulang)Arthrologi berasal dari bahasa Yunani “arthron” yang berarti sendi dan“logos” yang berarti ilmu.Dari bahasa latin “article” yang berarti pula sendi, sering disebut“articulatio”. Sendi ada yang bergerak dan ada yang tidak bergerak. Sendi tak dapat bergerak dihubungkan dengan sutura ( tengkorak,panggul)Sendi yang banyak bergerak dihubungkan dengan tulang rawan yangdibungkus dengan selaput synovial ( selaput ini menghasilkan cairanyang disebut cairan sinovial). Diluar selaput ini adadilindungi selaputyang lebih tebal disebut capsula fibrosa.Diantara selaput ini adabantalan yang disebut selaput sinovial atau dinamakan bursa.Sendi yang banyak bergerak diikat oleh ligament.

B.     Persendian pada Hip Joint

Hip joint adalah sendi bagian proksimal dari ekstremitas inferior. Sendi ini merupakan sendi yang sangat stabil yang juga berfungsi sebagai penumpu berat badan. Sendi hip merupakan sendi ball and socket atau juga bisa disebut sendi sferoidal (Klasifikasi persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi) yang terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Selain itu juga ada nama lain untuk sendi ball and socket ini yakni sendi traksial atau multiaksial yang memungkinkan rentang gerak yang lebih besar. Hip joint memiliki tiga derajat kebebasan gerak, yakni fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi, dan internal-eksternal rotasi.
C. Tulang Pembentuk Regio Hip
Hip joint dibentuk oleh os femur (caput femur) yang bersendi dengan acetabulum. Acetabulum terbentuk dari penyatuan os ilium, ischium, dan pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, dan pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran synovial. 
Jaringan fibrokartilago yang melingkar datar di acetabulum disebut dengan labrum acetabular, yang melekat disekeliling margo acetabulum. Labrum acetabular menutup cartilago hyaline, dan sangat tebal pada sekeliling acetabulum daripada pusatnya.Hal ini menambah kedalaman acetabulum.Acetabulum terletak di bagian lateral pelvis, menghadap ke lateral, anterior-inferior.Caput femur secara sempurna ditutup oleh cartilago hyaline.Pada pusat caput femur terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis yang tidak ditutup oleh cartilago hyaline.Caput femur membentuk sekitar 2/3 dari suatu bola.Caput femur berbentuk spherical dan menghadap kearah anterior, medial dan superior.

D.    Stabilisator Aktif dan pasif yang berperan dalam regio hip

a.    Otot sebagai stabilisator aktifyangberperan dalam regio hip

Otot merupakan jaringan kontraktil dan berfungsi sebagai alat gerak aktif, otot-otot yang membantu pergerakan pada tungkai atas adalah sebagai berikut :
a.       Otot-otot tungkai atas bagian anterior
1)      musculus iliacus
Berbentuk pipih, segitiga. Berorigo pada fossa illiaca dan spina illiaca anterior posterior, berinsertio pada trochantor mayor femoris. Disarafi oleh ramus muscularis n. femoralis L 3-4. Berfungsi sebagai flexor dan internal rotator araticulatio coxae.
2)      musculus psoas mayor
Berorigo pada dataran lateral discus dan corpus V.TH, serabut kearah infero lateral, bersatu dengan m.illiacus dan V.L 1-4. Berinsetio pada throchantor minor femoris. Disarafi oleh ramus muscularis plexus lumbalis dan n. femuralis cabang dari lumbalis 2-4. Berfungsi sebagai flexor dan membantu internal rotasi hip.
3)      musculus tensor facia latae
Berbentuk pipih, segi empat. Berorigo pada spina illiaca anterior inferior dan facia latae, berinsertio di depan m.gluteus medius. Di sarafi oleh n. gluteussuperior cabang n. femoralis cabang n. lumbalis 4-5 dan n. sacralis 1-2. Berfungsi sebagai flexor abduktor, internal rotator hip.
4)      musculus rektus femoris
Berbentuk kumparan dan tebal. Berorigo pada spina illiaca anterior inferior, superior acetabulum, berinsetio pada patella. Berfungsi sebagai flexor, abduktor hip. Disarafi oleh n. femoralis cabang lumbalis 2-4.
5)      musculus vastus lateralis
Berbentuk pipih, berorigo pada dataran lateral dan anterior trochantor mayor femoris,labium lateral linea aspera. Berinsertio pada lateral os patella. Berfungsi sebagai extensor tungkai bawah, disarafi oleh n. femoralis dari L 2-4.
6)      musculus vastus medilis
Berbentuk pipih, berorigo labium midiale linea aspera, berinsertio pada setengah bagian atas os patella. Berfungsi sebagai extensor tungkai bawah, di sarafi oleh n. femoralis dari L 2-4.
7)      musculus intermedius
Berbentuk pipih, berorigo pada dataran anterior corpus femoris dan berinsertio pada tuberositas tibiae.
8)      musculus sartorius
Berbentuk pipih,panjang,berorigo pada spina illiacaanterior superior dan berinsertio pada tuberositas tibia. Berfungsi sebagai flexor, abduktor, external rotator, internal rotator. Di sarafi oleh n. femoralis cabang n. lumbalis 2-3. 
b.        otot-otot bagian posterior
1)      musculus gluteus maksimus
Berbentuk pipih, segi empat, tebal. Berorigo pada linea glutea superior, labium crista iliaca, permukaan posterioros sacrum bagian inferior, lateralos cocygeus. Berinsertio pada tuberositas glutea femoris, berfungsi sebagai ekstensor hip dan disarafi oleh n. gluteus inferior dari L 5, S 1-2.
2)      musculus biceps femoris
Berorigo pada caput longum pada tepi bawah tuber isciadicum, caput brevis pada labium laterale linea aspera, berinsertio pada capitulum fibulae bagian lateral dan condylus lateralis tibiae. Berfungsi sebagai fleksor tungkai bawah dan disarafi oleh n. Tibialis ( longum ) dan n. Peroneus comunis ( brevis ) 
3)      musculus semi tendinosus
Berorigo pada ischiadicum, berinsertio pada tuberositas tibiae. Berfungsi sebagai fleksor tungkai bawah dan disarafi oleh n. tibialis.
4)      musculus semi membranosus
Berorigo di tuber ischiadicum, di atas origo m. Semi tendinosus dan berinsertio pada condylus  medialis tibiae. Berfungsi sebagai fleksor tungkai bawah dan disarafi oleh n. Tibialis.
c.       Otot – otot bagian medial
1)      musculus pectineus
Berbentuk pipih segiempat, berorigo pada Ramus Superior ossis pubis, berinsertio pada Linea pectinea femuris. Berfungsi sebagai adductor dan flexsor hip, disarafi oleh n. femuralis L2 – 3.
2)      musculus gracillis
Berbentuk pipih panjang, berorigo pada Ramus Inferior dan ossis ischii, berinsertio pada tuberositas fibullae dibelakang tendo musculus sartorius, berfungsi sebagai adductor, flexsor hip, dan disarafi oleh ramus anterior, n. Octuratoria L2 - 4
3)      musculus adductor longus
Berbentuk pipih segitiga berorigo pada dataran anterior ramus superior ossis pubis, berinsertio pada labium mediale linea aspera sepertiga medial. Berfungsi sebagai adductor dan flexsor hip, disarafi oleh ramus anterior n. Octuratorium L2 – 3. 
4)      musculus adduktor brevis
Berorigo pada lateral ramus inferior ossis pubis, berinsertio pada labium mediale linea aspera. Berfungsi sebagai adduktor, flexor, internal rotasi hip dan disarafi oleh ramus anterior dan posterior n. Obturatoria L2-4.
5)      musculus adduktor magnus
Berbentuk segitiga beroriogo pada dataran anterior ramus inferior ossis ischii dan tuber ishiadicum, berinsertio pada labium mediale linea aspera. Berfungssi sebagai adduktor  dan extensor hip, disarafi oleh ramus posterior n. Obturator dan n. Tibialis dari L 2-5

b.   Ligamen sebagai Stabilisator Pasif pada Hip Joint

Ada beberapa ligament pembentuk hip joint, dimana ligamen-ligament ini sangat kuat sebagai penyambung antara acetabulum dan caput femur. Ada lima ligament terkuat pada hip joint, antara lain :
1.    Ligamentum Capitis Femoris
Ligament ini diliputi oleh membran sinovial yang terbentang dari fosa acetabuli dimana terdapat bantalan lemak menuju ke caput femoris, selain itu ligament ini mengandung arteria yang menuju caput femoris yang datang dari r.acetabuli arteria abturatoria. Caput femoris disuplai oleh A circumfleksa medialis dan A circumfleksa lateralis.
2.    Ligamentum Pubofemoral
Berasal dari crista obturatoria dan membrana obturatoria yang berdekatan. Ligament ini memamcar kedalam capsula articularis zona orbicularis pada khususnya melanjukan diri melalui jalan ini ke femoris.
3.    Tranverse Acetabulum Ligament
Ligament ini berfungsi menjembatani incisura acerabuli dan seluruh permukaan caput femoris.
4.    Iliofemoral Ligament
Berasal dari spina iliaca anterior  inferior dan pinggiran acetabulum serta membentang ke linea intertrochanterica. Ligament ini mempunyai daya rengang sebesar 350 kg.
5.    Ischiofemoral Ligament
Berasal dari ischium di bawah dan berjalan hampir horizontal melewati collum femoris menuju ke perlekatan pars lateralis ligament iliofemoral. Ligamnet ini mencegah rotasi medial paha.

E.     Gerakan Pada Hip Joint

a.       Gerakan fleksi dan  ekstensi.
 
Gerakan flexi terjadi pada bidang sagital, bentuk gerakan dari sikap berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai ke depan, besarnya LGS (Lingkup Gerak Sendi) 125o. Gerakan extensi, gerakan terjadi pada bidang sagital bentuk gerakan dimulai dari sikap berdiri tegak, kemudian menggerakkan tungkai ke posterior, besarnya LGS 15°.
Otot penggerak utama gerakan fleksi adalah :
Ø  Iliacus
Origonya : Superior 2/3 dari fossa iliaca crest, anterior crest, anterior sacroiliaca, dan iliolumbal ligament, ala of sacrum.
Insersionya : tendon dari psoas major, dan body of femur
Ø  Psoas mayor :
Origo : sides of vertebral bodies dan conesponding intervertebralis disc of T12-L5 dan procesus transversus dari L1-L5.
Insersio : Leser trochanter of femur
Sedangkan otot lain yang berhubungan dengan gerak fleksi adalah
Ø  Sartorius :
Origo : anterior superior iliac spine, upper aspec of iliac notch
Insersio : Proksimal aspec of medial surface tibia
Otot penggerak utama gerakan ekstensi adalah :
Ø  Gluteus Maksimus
Origo : Posterior gluteal line of ilium, iliac crest, dorsum of sacrum dan cocyx, saerotuberous ligament
Insersio : iliotibial tract, gluteal tuberositas femur
Ø  Semitendinosus :
Origo : ishial tuberositas
Insersio : Proksimal aspect of medial surface tibia
Ø  Semimembrannosus
Origo : ischial tuberositas
Insersio : Medial condilus tibia
Ø  Biceps Femoris :
Origo : Ischial tuberositas, lateral tip of linea aspec femur dan lateral intermuscular septum
Insersio : Lateral aspect of head fibula
b.      Gerakan abduksi dan adduksi.
Gerakan abduksi, gerakan yang terjadi bidang frontal, bentuk gerakandimulai dari sikap berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai ke samping luar,besar LGS mencapai 45o.  Gerakan adduksi, gerakan terjadi pada bidang frontal, bentuk gerakan dimulai dari sikap berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai ke samping dalam besar LGS 30°. 
Otot yang bekerja pada saat Abduksi
Ø  Gluteus medius
Origo : outer surface ilium antara dan posterior dan anterior gluteal lines
Insersio : Greater trohanter femur
Ø  Gluteal Minimus :
Origo : outer surface ilium antara anterior dan posterior gluteal lines
Insersio : greater trohanter femur
Sedangkan otot lain yang berhubungan dengan gerakan abduksi adalah :
Ø  Tensor Facia Latae
Origo : anterior superior iliac spine, anterior aspect of auterlip ofiliac crest
Insertio: illiotibial tractus aproximately 1/3 dwon the tight
Otot yang bekerja pada saat Adduksi
Ø  Adductor Magnus
Origo : inferior rami of pubis dan ischium ischial tuberosity
Insertio:a line fro great trochanter  to linea aspera femur,linea aspera ,adductor tubercole ,medil supra condilare line of femur
Ø  Adductor longus
Origo : Anterior aspec of pubis
Insersio : Linea aspera along middle 1/3 femur
Ø  Adductor brevis
Origo : Inferior ramus of pubis
Insersio : line lesser trohanter to linea aspera, upper portion of linea aspera
Ø  Pectineus
Origo : pectineal line of pubis
Insersio : Line from lesser trohanter to linea aspera
Ø  Gracilis
Origo : Body and ramus of pubis
Insersio : proksimal aspecct of medial surface tibia
c.       Gerakan internal rotasi dan eksternal rotasi.
Gerakan internal rotasi, bentuk gerakan dimulai dari posisi berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai memutar ke samping luar, LGS 30°.Gerakan eksternal rotasi, gerak pada bidang sagital, bentuk gerakan dimulai dari posisi berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai memutar ke samping dalam, besar LGS 45o.
Otot yang bekerja pada saatInternal Rotasi
Ø  Tensor facia latae
Ø  Gluteaus minimus
Ø  Gluteus medius
Otot yang bekerja pada saatEksternal Rotasi
Ø  Piriformis
Origo : anterior suface sacrum, sacrotuberous ligament
Insersio : Freater trohanter femur
Ø  Gemellus superior
Origo : iscial tuberositas
Insersio : Greater trohanter femur
Ø  Obturator internus :
Origo : Obturatory membran dan forament, inner surface of pelvis, inferior rami of pubis dan ischium
Insersio : greater trohanter femur
Ø  Obturator Eksternus :
Origo : rami of pubis dan ischium, outer surface of obturatory membran
Insersio : Greater trohanter femur
Ø  Quadrratus femoris
Origo : ischial tubrosity
Insersio : quadrate tuberosity femur